Kedudukan Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk
Individu
Mahluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna dan paling tinggi derajatnya adalah
manusia yang terlahir di dunia dilengkapai akal pikiran yang tidak dimiliki
oleh makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Dalam kehidupannya tidak ada satupun
manusia di dunia ini yang sama dan tidak ada satupun manusia di dunia ini yang
mampu hidup sendiri tanpa adanya yang lain. Dengan kondisi tersebut maka dapat
dipastikan setiap manusia selalu melekat di dalam dirinya sua stataus yang
tidak dapat dipisahkan, karena dua status yang sekaligus melekat dalam satu
diri manusia, maka sering disebut sebagai makhluk “Monodualis”. Dua status
tersebut adalah manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk social.
1. Manusia sebagai Makhluk Individu
Manusia dikodratkan sebagai
makhluk yang monodualis, yang artinya disamping sebagai makhluk individu
(pribadi) sekaligus juga sebagai mahkluk social. Sebagai makhluk individu
artinya bahwa manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa yang terdiri jiwa dan raga
serta dilengkapi potensi atau kemampuan (akal,pikiran dan perasaan) yang
berbeda – beda antara manusia dengan yang lain.
2. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Sebagai makhluk social sebagaimana diungkapkan oleh Aristoteles bahwa
manusia merupakan makhluk “Zoon Politicon” yang artinya manusia merupakan makhluk
yang pada dasarnya selalu ingin berkumpul dengan sesama manusia lainnya.
Sebagai makhluk social, manusia dihadapkan pada realitas social yang sangat
kompleks, terutama menyangkut usaha pemenuhan kebutuhan dan kelangsungan hidup.
Manusia sering juga disebut sebagai makhluk Homo Homini Socius yang artinya
manusia disebut sebagai makhluk social karena sifatnya yang suka bergaul satu
dengan yang lain atau makhluk yang suka bermasyarakat.
Ghozali Mengatakan bahwa manusia disebut
sebagai makhluk social disebabkan karena beberapa factor.
a) Kebutuhan
akan keturunan demi kelangsungan hidup umat manusia, hal ini hanya mungkin
melalui pergaulan laki – laki dan perempuan serta keluarga.
b) Saling
membutuhkan dalam penyediaan bahan makanan, pakaian dan pendidikan anak.
Pendapat yang sama juga siungkapkan oleh Al Farabi dan Ibnu Robi bahwa
manusia makhluk yang mempunyai kecenderungan alami untuk bermasyarakat karena
tidak mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dan kerjasama
dengan yang lain.
Disamping uraian di atas hakekat manusia Indonesia pada
umumnya adalah :
a. Manusia
adalah makhluk yang sanggup menumbuhkan dalam dirinya sifat – sifat luhur
sebagaimana diperintahkan Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia
mempunyai sifat nisbi dan fitrahnya sendiri.
c. Manusia
Indonesia memiliki sifat dan hakekat manusia universal.
d. Manusia
adalah makhluk yang mempunyai dorongan, religious, kultur, social dan biologis.
Artikel ini diambil dari Buku sekolah
yang saya pelajari sehari – hari .
Sumber : Cipta Pustaka (Buku Gemilang)
0 comments:
Post a Comment