Wednesday, 25 November 2015

Mengapresiasi Karya Sastra

Hello , Kali ini saya akan membahas tentang Mengapresiasi sebuah karya sastra .
  Sastra dalam pengertian umum karya tulis yang merupakan ungkapan pengalaman manusia melalui bahasa yang mengesankan. Dalam sastra terkandung ide, pikiran, perasaan, dan pengalaman yang khas manusiawi, serta diungkapkan dengan bahasa yang indah. Jakob Sumardjo mengatakan bahwa sastra memiliki badan dan jiwa. Jiwa sastra berupa pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia. Badannya berupa ungkapan bahasa yang indah.
  Karya sastra mempunyai tiga ciri yang melekat padanya :
1.   Memberikan hiburan karena menyenangkan.
2.   Menunjukan kebenaran hidup manusia.
3.   Melampaui batas bangsa dan zaman.
  Baik tidaknya sebuah karya sastra ditentukan oleh tiga norma atau nilai yang menjadi ciri nya, yaitu norma estetika, sastra, moral.
1)   .Norma Estetika
·        Karya itu mampu menghidupkan atau memperbaharui pengetahuan pembaca, menuntunya melihat kehidupan.
·        Karya itu mampu membangkitkan aspirasi, pada pembaca untuk berpikir dan berbuat lebih banyak dan lebih baik lagi penyempurnaan kehidupan.
·        Karya itu mampu memperlihatkan peristiwa kebudayaan, social, keagamaan, atau politik dalam kaitan dengan seni dan kehidupan.
2)   .Norma Sastra
·        Karya itu mampu mereflesikan kebenaran hidup manusia.
·        Karya itu mempunyai daya hidup tinggi yang senantiasa menarik bila dibaca kapan saja.
·        Karya itu mampu menyuguhkan kenikmatan, kesenangan, dan keindahan karena strukturnya yang tersusun bagus dan selaras.
3)   .Norma Moral
Karya itu menyajikan, mendukung dan menghargai nilai – nilai kehidupan yang berlaku.
  Karya sastra lahir sebagai perekam kondisi social-budaya. Pemahaman akan kondisi social budaya yang mendasari lahirnya sebuah karya sastra akan membantu kita dalam memberi makna sebuah karya sastra.
   Sebuah karya sastra (cerpen, novel, drama, dan puisi) adalah hasil rekaan suatu ciptaan. Pengarang suatu ciptaan tentu dibangun atas unsur – unsur. Unsur – unsur sastra dibedakan atas dua macam, yaitu unsur interinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut ini adalah uraian unsur – unsur interinsik dan ekstrinsik dalam karya sastra yang berupa cerpen dan novel.
A.  UNSUR INTERINSIK
Berikut ini adalah unsur – unsur interinsik dalam karya sastra.
1.   Tokoh dan Penokohan/Perwatakan
Tokoh adalah individu yang berperan dalam cerita. Dalam karya sastra, khususnya fiksi dan drama, Penulis menciptakan tokoh tokoh dengan berbagai watak penciptaan yang disebut dengan penokohan.
Tokoh dibedakan menjadi empat, yaitu tokoh utama(protagonis), tokoh yang berlawan dengan pemeran utama(antagonis), tokoh pelerai(tritagonis), tokoh bawahan.
Penokohan atau perwatakan adalah pelukisan tokoh cetia, baik keadaan lahir maupun batinnya termasuk kenyakinannya. Yang diangakt oleh pengarang dalam karya nya adalah manusia dan kehidupan. Melalui penokohan, cerita menjadi lebih nyata dalam angan pembaca.

2.   Tema
Semua bentuk karangan, baik narasi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan deskripsi memiliki tema. Cerpen, novel, atau roman berbentuk karangan narasi, sehingga memiliki tema. Tema merupakan ide pokok atau makna yang terkandung dalam sebuah cerita.
Tema adalah pokok pikiran atau pokok pembicaraan dalam sebuah cerita yang hendak di sampaikan pengarang melalui jalinan cerita.

3.   Plot atau Alur
Plot atau Alur(Jalan Cerita) adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu. Peristiwa – peristiwa dalam cerita berhubungan satu sama lain.
Berdasarkan hubungan tersebut, setiap cetia mempunyai pola plot sebagai berikut:
·        Perkenalan keadaan;
·        Pertikaian atau konflik mulai terjadi;
·        Konflik berkembang menjdai semakin rumit;
·        Klimaks;dan
·        Peleraian/solusi/penyelesaian.

Berdasarkan akhir cerita, plot dibedakan menjadi tiga, yaitu:
·        Plot ledakan (cerita berakhir mengejutkan);
·        Plot lembut (cerita berakhir sebagai bisikan/tidak mengejukan); dan
·        Plot lembut – meledak (campuran)

Berdasarkan rangkain peristiwanya, plot dibedakan menjadi tiga jenis :
·        Plot maju (Linier);
·        Plot mundur (Flashback);dan
·        Plot gabungan

Menurut sifatnya, plot dibedakan menjadi tiga: plot terbuka, plot tertutup, plot campuran(terbuka dan tertutup).
·        Plot terbuka
Akhir cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita.
·        Plot tertutup
Akhir cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cetia. Lebih dititik beratkan pada permasalahan dasar.
·        Plot campuran (terbuka dan tertutup)
Kita dapat memilih atau menggunakan salah satu jenis plot/alur dalam cerpen yang kita buat.

4.   Latar (Setting)
Latar atau setting adalah pengembangan mengenai waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa – peristiwa dalam cerita. Tokoh dalam cerita hidup pada tempat dan waktu (masa) tertentu. Jadi, dimana peristiwa itu terjadi dan kapan waktu terjadinya, itulah yang disebut latar atau setting.

5.   Gaya Bahasa
Yang dimaksud dengan gaya bahasa adalah cara khas seorang pengarang dalam pengungkapkan ide atau gagasan melalui cerita. Pengarang memilih kata – kata yang tepat dan menyusun kalimat dengan menggunakan gaya tertentu sesuai dengan ciri khas kepribadiannya.

6.   Sudut Pandang (Point out view)
Sudut pandang adalah posisi pencerita dalam menyampaikan ceritanya. Dengan kata lain, sudut pandang menyangkut cara pengarang menempatkan diri atau mengambil posisi dalam menuturkan cerita.
Sudut pandang pencerita ada empat macam, yaitu sudut pandang mahakuasa, sudut pandang orang pertama, sudut pandang peninjau, dan sudut pandang objektif.

7.   Amanat/Pesan
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca/penonton/pendengar. Ada beberapa cara mengungkapkan pesan, yaitu :
·        Secara eksplisit, pengarang mengemukakan pesannya secara langsung (tertera dalam cerita).
·        Secara implisit, pengarang pengemukakan pesannya secara tidak langsung. Jadi, pembaca sendiri yang harus mencarinya (tersirat).

B.  UNSUR EKSTRINSIK
Unsur ekstrinsik atau unsur luar cerita bias bermacam – macam, misalnya biografi pengarang, kondisi social – budaya, kondisi politik, agama, moral dan filsafat. Nilai – nilai dalam karya sastra ditemukan melalui unsur – unsur ekstrinsik. Bisa jadi beberapa novel bertema sama, tetapi belum tentu niali nya sama.

Demikian pembahasan tentang Mengapresisai Karya Sastra, semoga Artikel ini bisa bermanfaat.


Categories:

0 comments:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com

Copyright © MicroText | Powered by Blogger

Development by MR | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑