Hello , Kali ini saya akan membahas tentang Mengapresiasi
sebuah karya sastra .
Sastra dalam
pengertian umum karya tulis yang merupakan ungkapan pengalaman manusia melalui
bahasa yang mengesankan. Dalam sastra terkandung ide, pikiran, perasaan, dan pengalaman
yang khas manusiawi, serta diungkapkan dengan bahasa yang indah. Jakob Sumardjo
mengatakan bahwa sastra memiliki badan dan jiwa. Jiwa sastra berupa pikiran,
perasaan, dan pengalaman manusia. Badannya berupa ungkapan bahasa yang indah.
Karya sastra
mempunyai tiga ciri yang melekat padanya :
1. Memberikan
hiburan karena menyenangkan.
2. Menunjukan
kebenaran hidup manusia.
3. Melampaui
batas bangsa dan zaman.
Baik tidaknya
sebuah karya sastra ditentukan oleh tiga norma atau nilai yang menjadi ciri
nya, yaitu norma estetika, sastra, moral.
1) .Norma
Estetika
·
Karya itu mampu menghidupkan atau
memperbaharui pengetahuan pembaca, menuntunya melihat kehidupan.
·
Karya itu mampu membangkitkan aspirasi, pada
pembaca untuk berpikir dan berbuat lebih banyak dan lebih baik lagi
penyempurnaan kehidupan.
·
Karya itu mampu memperlihatkan peristiwa
kebudayaan, social, keagamaan, atau politik dalam kaitan dengan seni dan
kehidupan.
2) .Norma
Sastra
·
Karya itu mampu mereflesikan kebenaran hidup
manusia.
·
Karya itu mempunyai daya hidup tinggi yang
senantiasa menarik bila dibaca kapan saja.
·
Karya itu mampu menyuguhkan kenikmatan,
kesenangan, dan keindahan karena strukturnya yang tersusun bagus dan selaras.
3) .Norma
Moral
Karya
itu menyajikan, mendukung dan menghargai nilai – nilai kehidupan yang berlaku.
Karya sastra
lahir sebagai perekam kondisi social-budaya. Pemahaman akan kondisi social
budaya yang mendasari lahirnya sebuah karya sastra akan membantu kita dalam
memberi makna sebuah karya sastra.
Sebuah karya
sastra (cerpen, novel, drama, dan puisi) adalah hasil rekaan suatu ciptaan.
Pengarang suatu ciptaan tentu dibangun atas unsur – unsur. Unsur – unsur sastra
dibedakan atas dua macam, yaitu unsur interinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut
ini adalah uraian unsur – unsur interinsik dan ekstrinsik dalam karya sastra
yang berupa cerpen dan novel.
A. UNSUR
INTERINSIK
Berikut ini adalah unsur – unsur
interinsik dalam karya sastra.
1. Tokoh
dan Penokohan/Perwatakan
Tokoh
adalah individu yang berperan dalam cerita. Dalam karya sastra, khususnya fiksi
dan drama, Penulis menciptakan tokoh tokoh dengan berbagai watak penciptaan
yang disebut dengan penokohan.
Tokoh
dibedakan menjadi empat, yaitu tokoh utama(protagonis), tokoh yang berlawan
dengan pemeran utama(antagonis), tokoh pelerai(tritagonis), tokoh bawahan.
Penokohan
atau perwatakan adalah pelukisan tokoh cetia, baik keadaan lahir maupun
batinnya termasuk kenyakinannya. Yang diangakt oleh pengarang dalam karya nya
adalah manusia dan kehidupan. Melalui penokohan, cerita menjadi lebih nyata
dalam angan pembaca.
2. Tema
Semua
bentuk karangan, baik narasi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan deskripsi
memiliki tema. Cerpen, novel, atau roman berbentuk karangan narasi, sehingga
memiliki tema. Tema merupakan ide pokok atau makna yang terkandung dalam sebuah
cerita.
Tema
adalah pokok pikiran atau pokok pembicaraan dalam sebuah cerita yang hendak di
sampaikan pengarang melalui jalinan cerita.
3. Plot
atau Alur
Plot
atau Alur(Jalan Cerita) adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk
mencapai efek tertentu. Peristiwa – peristiwa dalam cerita berhubungan satu
sama lain.
Berdasarkan
hubungan tersebut, setiap cetia mempunyai pola plot sebagai berikut:
·
Perkenalan keadaan;
·
Pertikaian atau konflik mulai terjadi;
·
Konflik berkembang menjdai semakin rumit;
·
Klimaks;dan
·
Peleraian/solusi/penyelesaian.
Berdasarkan
akhir cerita, plot dibedakan menjadi tiga, yaitu:
·
Plot ledakan (cerita berakhir mengejutkan);
·
Plot lembut (cerita berakhir sebagai
bisikan/tidak mengejukan); dan
·
Plot lembut – meledak (campuran)
Berdasarkan
rangkain peristiwanya, plot dibedakan menjadi tiga jenis :
·
Plot maju (Linier);
·
Plot mundur (Flashback);dan
·
Plot gabungan
Menurut
sifatnya, plot dibedakan menjadi tiga: plot terbuka, plot tertutup, plot
campuran(terbuka dan tertutup).
·
Plot terbuka
Akhir
cerita merangsang pembaca untuk mengembangkan jalan cerita.
·
Plot tertutup
Akhir
cerita tidak merangsang pembaca untuk meneruskan jalan cetia. Lebih dititik
beratkan pada permasalahan dasar.
·
Plot campuran (terbuka dan tertutup)
Kita
dapat memilih atau menggunakan salah satu jenis plot/alur dalam cerpen yang
kita buat.
4. Latar
(Setting)
Latar
atau setting adalah pengembangan mengenai waktu, tempat, dan suasana terjadinya
peristiwa – peristiwa dalam cerita. Tokoh dalam cerita hidup pada tempat dan
waktu (masa) tertentu. Jadi, dimana peristiwa itu terjadi dan kapan waktu
terjadinya, itulah yang disebut latar atau setting.
5. Gaya
Bahasa
Yang
dimaksud dengan gaya bahasa adalah cara khas seorang pengarang dalam
pengungkapkan ide atau gagasan melalui cerita. Pengarang memilih kata – kata
yang tepat dan menyusun kalimat dengan menggunakan gaya tertentu sesuai dengan
ciri khas kepribadiannya.
6. Sudut
Pandang (Point out view)
Sudut
pandang adalah posisi pencerita dalam menyampaikan ceritanya. Dengan kata lain,
sudut pandang menyangkut cara pengarang menempatkan diri atau mengambil posisi
dalam menuturkan cerita.
Sudut
pandang pencerita ada empat macam, yaitu sudut pandang mahakuasa, sudut pandang
orang pertama, sudut pandang peninjau, dan sudut pandang objektif.
7. Amanat/Pesan
Amanat
adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca/penonton/pendengar. Ada beberapa cara mengungkapkan pesan, yaitu :
·
Secara eksplisit, pengarang mengemukakan
pesannya secara langsung (tertera dalam cerita).
·
Secara implisit, pengarang pengemukakan
pesannya secara tidak langsung. Jadi, pembaca sendiri yang harus mencarinya
(tersirat).
B. UNSUR
EKSTRINSIK
Unsur ekstrinsik atau unsur luar cerita
bias bermacam – macam, misalnya biografi pengarang, kondisi social – budaya,
kondisi politik, agama, moral dan filsafat. Nilai – nilai dalam karya sastra
ditemukan melalui unsur – unsur ekstrinsik. Bisa jadi beberapa novel bertema
sama, tetapi belum tentu niali nya sama.
Demikian pembahasan tentang
Mengapresisai Karya Sastra, semoga Artikel ini bisa bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment